Kami Siap Mewujudnya Masyarakat Desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan

Artikel

Intuisi dan Logika Adalah Energi Para Relawan

04 Januari 2021 19:55:53

Lukman Teguh Prasetya

308 Kali dibaca

Salah satu indikator kesuksesan seorang pemimpin adalah mampu mengambil keputusan tepat saat situasi sulit. Pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran sudah menjadi hal yang tak bisa dielakkan bagi seorang pimpinan.

Apalagi, jika sosok leader-nya adalah seorang perempuan dan masih berusia muda. Mental pastinya ikut terkuras habis demi mengemban amanah sebagai abdi masyarakat. Pun demikian ketika situasi pelik seperti pandemi virus korona melanda saat ini.

Tidak hanya fisik yang menjadi modal utama seorang pemimpin, intuisi atau kekuatan perasaan juga menjadi sumber energi utama dalam mengambil kebijakan tegas. Bahkan Bill Gates, founder perusahaan perangkat lunak Microsoft pernah berkata, ’’Seringkali Anda harus mengandalkan intuisi’’.

Baginya mengambil keputusan tidak hanya mengandalkan logika semata, tapi juga menggunakan indra perasaan yang tajam. Nah, kekuatan tersebut yang kini diasah Yunita Dwi Ratnasari, kades Bicak, Kecamatan Trowulan.

Sebagai sosok pemimpin wanita yang masih berusia 27 tahun, intuisi dan logika senantiasa ia gunakan saat akan mengambil kebijakan tegas selama masa pandemi. Keseimbangan dua naluri itu bahkan telah menjadi energi bagi para relawan dan tim gugus tugas penanganan Covid-19 yang ia bentuk sejak dua pekan terakhir.

’’Karena wanita kan biasanya penuh perasaan. Namun, harus diimbangi dengan logika panjang untuk menentukan sikap yang tegas,’’ tutur Nita, sapaan akrab kades cantik ini. Yunita memang tidak mengenal langsung sosok Kartini sebagai pahlawan perempuan Indonesia yang berjuang gigih melepaskan diri dari belenggu kebodohan.

Namun, dari cerita dan catatan sejarah, Kartini telah menjadi inspirasi bagi Liverpudlian (sebutan untuk fans Liverpool FC) ini dalam mengabdikan sebagai pelayan masyarakat sampai enam tahun kedepan.

Kades kelahiran 7 Juni 1992 ini juga mengakui, ocehan, sindiran, hingga celaan sempat terdengar nyaring di telinga di kala awal-awal menjabat. Minimnya pengalaman di birokrasi dan mental yang labil lantaran usia yang masih muda menjadi sindiran yang tak henti-hentinya mampir.

Namun, terpaan itu bukan menjadi penghalang bagi dirinya untuk terus mengabdi. Apalagi, saat situasi pandemi seperti ini, butuh fokus atau konsentrasi lebih dalam bekerja. Bahkan, tak jarang ia harus turun langsung menyemprot cairan disinfektan dan membagikan masker ke warga langsung. Termasuk juga menjaga posko relawan selama 24 jam penuh.

’’Kalau waktu normal itu kan 24 jam, tapi bagi kades, justru bisa sampai 25 hingga 26 jam. Artinya, kita harus selalu siaga dan waspada agar situasi desa aman terkendali. Namun sikap waspada itu tidak harus membuat warga ketakutan. Semuanya harus dijalani dengan keputusan yang cepat dan tepat,’’ pungkasnya.

Kirim Komentar

Komentar Facebook

Pemerintah Desa

Statistik

Arsip Artikel

Agenda

Belum ada agenda

Sinergi Program

SID
Media Online

Media Sosial

Statistik Pengunjung

Hari ini:19
Kemarin:80
Total Pengunjung:47.049
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:18.119.122.82
Browser:Mozilla 5.0